Selasa, 30 September 2014

berjudul "Kisah Praktikan dan Asistennya"

Baru sekali..udah capek aja ngoreksi nya. Seperti nya instruksi saya sudah menggebu-gebu sampe basah tapi salah nya diluar batas toleransi. Ini semangat layak ditujukan di dua pihak, praktikan dan saya sebagai asisten mereka. Ada juga satu praktikan yang nggak ngumpulin laporan, di hubungin nggak bisa, di tanya nggak di respon mungkin dia mundur awal sebelum sakit di tengah jalan haha tapi ya sudah, tugas saya di sini hanya membimbing, mengingatkan dan menyemangati...soal nilai itu mereka yang cetak sendiri.

Masih perlu belajar building rapport, gimana cara nya menciptakan siatuasi agar praktikan nyaman, semangat dan meninggalkan momok ketakutannya entah mereka memang takut atau memang malas, hampir semua laporan berisi sama mulai dari tujuan percobaan, kesimpulan, sampai aplikasi. Berhubung saya pernah mengalami yang namanya banting tulang nulis laporan faal, jadi tau banget mana yang berusaha, mana yang nyontek kakak tingkat. Semoga revisi yang sudah saya ringankan (benar-benar ringan) bisa jadi motivasi dan lebih baik. Semangat ya......

Senin, 29 September 2014

Koreksi hari pertama, 55 laporan. Tulisan beraneka ragam, isi beraneka ragam dan revisi juga beraneka ragam. Semangat para praktikan ku..ini masih awal.

Whats Post Traumatic about #2

Dengan setting macam FTV, akhirnya aku buka suara. "Eh, kita gimana? emm...kita udah sejauh ini deketnya maksudnya kalau emang nggak ada niatan lebih dari kamu mendingan jangan sedeket ini." Asal kalian tahu itu kalimat tersulit dan terberat semasa hidup. Bisa dibayangin gimana dongkol nya aku yang udah makan dua piring buat ngumpulin tenaga demi ngomong kalimat-kalimat laknat itu dan ternyata "kita omongin besok lagi ya, udah malem."
Itu kalau boleh aku dramatisir, semacam aku ini warga Jepang yang kena bom Hiroshima Nagasaki terus kelempar ke Gaza dan ternyata masih juga kena nuklir. Sakit? nggak sebanding sama malu nya. Oke, jawaban itu sudah sangat cukup membuatku angkat tangan dan kibar bendera putih. Aku turun tangga, dan ternyata air mata ku sudah tidak sabar ingin meluncur. Tetes pertama, tetes kedua dan akhirnya deras.
Pagi nya, semua kegiatan yang dijadwalkan hanya sebatas iklan buatku. Otak ini masih terlalu lelah untuk bekerja lain selain memikirkan kejadian semalam. Kegiatan keagamaan yang aku tak tahu maknanya ini akhirnya berakhir siang hari dan kami di persilahkan pulang.
Sesampainya di rumah, belum juga ada keinginan untuk merebahkan tubuh di kasur yang semalam aku rindukan. Aku duduk di depan TV dan sibuk memindah tiap channel sampai akhirnya kesibukanku itu diganggu oleh peringatan "new message". Dengan keingin tahuan yang aku paksakan, aku buka pesan yang ternyata (from: Mr.R)........"sebenernya aku juga mau jadi pacar kamu".......


>>>>>>>>> to be continued

Senin, hari mengoreksi laporan


Hari ini hari kerja keras lagi...siap-siap ngoreksi laporan para praktikan. Pamer dulu kalo pritanya sekarang udah gede udah jadi asisten praktikum, praktikum yang punya label special buat anak psikologi di kampus dahlan. Semangat ya adek-adek praktikan ^_^


Minggu, 28 September 2014

Whats Post Traumatic about? #1

ini cerita bukan sembarang cerita. ini luka bukan sembarang luka. *pembukaan dulu

Karena aku ini wanita normal jadi pernah lah yang nama nya jatuh cinta. Jatuh cinta yang cuma satu minggu, jatuh cinta yang alay juga pernah. Tapi cerita ini bukan tentang jalur-jalur cinta yang cuma "aku sayang kamu". Ini kisah cinta anak muda yang baru saja menghirup aroma lapangan di sekolah menengah atas, anak muda yang masih pamer karena jahitan seragam putih-abu nya udah bisa dipakai.

Hari Senin pertama, aku resmi jadi anggota 10-3 dimana kelas 10-1 dan 10-2 adalah kelas "imersi" yang katanya proses belajar-mengajar 90% berbahasa Inggris dan ternyata...benar. Dampak kelas imersi sangat disarakan kelas kami (10-3) yang akhirnya resmi mendapat julukan kelas "emergency"....hampir mirip dan miris.

Kembali pada topik dan lupakan sejenak tentang kelas miris itu.
Selang beberapa minggu entah apa dan bagaimana, aku tertarik dengan laki-laki tentunya di lain kelas, 10-4. Mr.R yang bikin cengar-cengir sendiri tiap pagi. Singkatnya, aku dan dia yang belum menjadi kita ini mengalami masa sms-an tiap hari, bantuin ngerjain tugas tiap pagi dan yang paling klasik "makasih ya tadi". Singkatnya lagi, angkatan kami kembali terjebak dengan mos keagamaan -apa belum cukup, heran- yang acaranya menginap di masjid sekolah. Ini mos keagamaan dan mungkin aku satu-satunya yang kemasukan setan *bukan dalam arti sebenarnya*. Gimana nggak, dengan modal nekat yang bener-bener nekat aku berdiri di depannya dengan hati yang tak sempat aku beri peredam suara. Dengan setting macam FTV, aku dan dia yang masih belum menjadi kami ini berdiri di tangga masjid dibingkai dengan senyum kaku.

>>>>>> to be continued

thats me

ini lah sesosok Prita ^_^.................

calon Psikolog yang justru punya beberapa ke-abnormal-an seperti takut ketinggian, takut darah, post traumatic....

Sabtu, 27 September 2014

hei, aku Prita Astungkara yang biasa dipanggil dengan beberapa nama entah itu prita, astung, tung-tung atau dekta. Prita,emm wanita? lebih tepatnya aku masih gadis yang menuju level wanita. Dengan umurku yang 20 tahun dan sebentar lagi 21 ini, aku sudah menempuh lima semester di sebuah Universitas swasta di Yogjakarta dan aku calon Psikolog. Aku bangga.

sedikit tentangku, sampai bertemu di post selanjutnya hehet.

Cari Blog Ini

Solo part 1

Solo part 1

Indonesian HIjab Blogger

Indonesian HIjab Blogger
Indonesian HIjab Blogger

Pages

Blogger templates