Hai gaes. Sharing hari ini sebenarnya bukan daerah kekuasaan
anak psikologi industri & organisasi, tapi berhubung “hal” ini bersemayam
di diri pribadi jadilah aku angkat di sini.
PTSD, bukan singkatan dari “Paling Tidak Sudah Dekat” loh ya…..PTSD
( PostTraumatic Stress Disorder ) ini
merupakan gangguan emosional yang mengikuti individu setelah adanya kejadian traumatic
yang dialami. PTSD sendiri adalah paparan kejadian traumatik dimana seseorang
merasakan ketakutan, kengerian dan ketidakberdayaan.
Kejadian traumatik ini dapat diartikan bahwa individu
mengalami, menyaksikan atau dihadapkan pada situasi yang melibatkan kematian,
ancaman kematian, atapun cidera yang serius. Selain itu kejadian emosional
lainnya seperti serangan fisik (terutama pemerkosaan), kecelakaan dan bencana
alam juga dapat menimbulkan bekas luka yang mendalam sehingga memberi dampak
pada pasca kejadian.
Ingatan yang menimbulkan distress terjadi berulang-ulang dan
persisten termasuk ingatan tentang gambaran, pikiran ataupun persepsi. Jika stimulus
yang berhubungan kejadian traumatik maka individu akan cenderung untuk
menghindar atau mematirasakan respon. Meningkatnya gejala arousal seperti sulit tidur, iritabilitas, dan kewaspadaan yang
berlebih. Individu dapat dikatakan mengalami PTSD jika gangguan yang muncul
berlangsung lebih dari satu bulan.
Nah, dari observasi aku pribadi, aku menyimpulkan bahwa
ternyata hampir semua individu memiliki masalah atau lebih tepatnya gangguan (
bukan gila ya ). Masalah yang dihadapi tiap individu sangatlah bervariasi. Jadi
ketika kalian bertemu dengan orang lain yang berbeda dengan kita, ya hargai
aja^^. Orang yang nggak bisa mengendalikan emosi seperti senang, sedih, marah
dll itu ternyata merupakan sebuah ke-abnormalitas-an lho. Jika kalian
menginginkan mereka yang memiliki ke-abnormal-an itu jadi lebih baik atau
sembuh, jangan tuntut pribadi itu untuk berubah dan berusaha sendiri karena
dukungan lingkungan juga berpengaruh besar terhadap perubahan signifikan
individu. Salam senyum dari anak Psikologi